Gallery

Foto blog
www.flickr.com
takdir2010's items Go to takdir2010's photostream

Selasa, 06 April 2010

Pembuktian Terbalik Ungkap Mafia Perpajakan


06/04/2010 09:39
Perlahan-lahan kotak pandora mafia perpajakan mulai terbuka. Penyerahan diri pegawai pajak Gayus Tambunan kepada polisi yang difasilitasi Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mulai menguak takbir makelar kasus perpajakan di tubuh Polri, seperti yang dituduhkan mantan Kabareskrim Komjen Polisi Susno Duadji.

Tak hanya institusi Polisi, kasus dugaan korupsi dan pencucian yang sebesar Rp 28 Miliar ini ternyata menggurita di instansi lain. Direktorat Jenderal Pajak, Mahkamah Agung, dan Kejaksaan Agung tanpa dikomando mulai menyelidiki aparatnya yang diduga terlibat.

Direktorat Jenderal Pajak menyatakan telah menonaktifkan 10 pejabat Direktorat Keberatan dan Banding mulai Selasa (30/3). Dirjen Pajak Mochamad Tjiptarjo, enggan menyebutkan nama 10 pejabat yang kini tengah diperiksa oleh Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA). Direktur KITSDA Bambang Basuki mengatakan, saat ini dia masih memproses kecocokan antara pernyataan 10 pejabat tersebut dengan dokumen-dokumen yang ada terkait kasus Gayus.

Kepolisian tak kalah cepat, usai membentuk tim independen, Divisi Propam dan Bareskrim mulai memeriksa secara maraton beberapa perwira menengah dan perwira tinggi Polri. Hasilnya, satu perwira menengah Kompol Arafat ditetapkan menjadi tersangka. Tiga tim Polri ini juga masih memeriksa beberapa perwira menengah dan dua perwira tinggi lainnya.

Pemeriksaan internal terhadap jaksa yang menangani perkara kasus pajak Gayus Tambunan juga sudah dimulai. "Pemeriksaan internal mulai dari jaksa peneliti, jaksa penuntut umum, sampai atasannya. Semua yang terkait," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Didiek Darmanto kepada wartawan.

Sebelumnya, Jaksa Agung Hendarman Supandji telah menyerahkan hasil eksaminasi jaksa kepada pengawasan internal kejaksaan. Dari hasil eksaminasi disebutkan bahwa ada ketidakcermatan jaksa dalam meneliti berkas yang masuk dari penyidik kepolisian. Ketidakcermatan itu antara lain, jaksa mengabaikan penyerahan uang sebesar US$ 2,8 juta dari Andi Kosasih kepada Gayus Tambunan, yang diberikan secara kontan.

Selain itu, jaksa peneliti juga dinilai tidak cermat terkait pasal korupsi yang tidak diserahkan kepada bidang pidana khusus. Tim eksaminasi diberi waktu 10 hari oleh jaksa agung untuk melakukan pemeriksaan. Tim yang dipimpin oleh Direktur Upaya Hukum Eksekusi dan Eksaminasi, Suroso, telah memeriksa sembilan orang. Lima jaksa peneliti dan empat lainnya pejabat struktural di antaranya Kepala Kejaksaan Negeri Tangerang Suyono, Kepala Seksi Jaksa Pidana Umum Tangerang Irfan Jaya Azis, Asisten Pidana Umum Banten, dan mantan Direktur Pra-Penuntutan Poltak Manulang.

Yang berbeda adalah Mahkamah Agung (MA), mengaku sudah menurunkan Badan Pengawasan Internal untuk meminta keterangan hakim yang menangani kasus pajak Gayus Tambunan. MA tidak menemukan adanya penyuapan kepada hakim yang memvonis bebas pegawai pajak golongan IIIA yang memiliki dana Rp 28 miliar itu.

"Setelah diadakan pemeriksaan, Badan Pengawasan Internal MA mengatakan tidak ada bukti yang mengindikasikan adanya penyuapan dalam putusan perkara pajak," kata Kepala Biro Hukum dan Humas MA, Nurhadi di Gedung MA, Jakarta, Selasa (30/3).

Menurut Nurhadi, Badan Pengawasan Internal MA itu sudah diturunkan selama dua hari. Tujuan Badan Pengawasan Internal MA itu untuk meminta keterangan kepada majelis yang menangani perkara Gayus Tambunan. "Ini murni putusan yuridis. Pertimbangannya bisa dipertanggungjawabkan," ujar Nurhadi.

Apapun yang dilakukan ketiga lembaga penegak hukum ini, masyarakat menunggu penyelidikan maupun penyidikan kasus ini secara transparan.

Publik sudah lama bosan dengan segala bentuk rekayasa yang berakhir dengan pengorbanan kepada satu individu atau beberapa individu demi melindungi korps.

Kasus Gayus hanyalah awal bagi usaha membongkar Mafia hukum di Indonesia. Seperti Kata Komjen Susno Duadji, markus atau makelar kasus yang sebenarnya adalah yang mampu menghubungkan rekayasa perkara dari kepolisian, kejaksaan, hingga kehakiman.

"Dia itu mempunyai kekuatan yang hebat, karena dia mampu menghubungkan kepolisian, kejaksaan dan kehakiman," katanya kepada wartawan.

Kasus perpajakan senilai Rp 28 miliar yang melibatkan Gayus Tambunan menggambarkan betapa jahatnya pemangku jabatan negara. Disitu berkumpulnya semua yang jahat, batil, dan manipulatif. Tak hanya itu terjadi juga perampokan uang negara, rekayasa hukum, dan pembohongan publik.

Untuk membuktikan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bersungguh-sungguh memberantas mafia hukum, kasus Gayus haruslah diusut dan diadili dari pangkal hingga ke ujungnya sampai tuntas.

Pembuktian terbalik terhadap semua harta yang dimiliki semua pemangku jabatan publik yang terlibat dengan kasus Gayus adalah cara yang efektif. Semua harta kekayaan pejabat di Institusi perpajakan, kepolisian, kejaksaan, dan Kehakiman harus diaudit total.

Asal-muasal harta harus diusut, dan semua yang disebut hibah harus diperiksa dengan rinci, "Tidak ada yang gratis, ditraktir makan atau spa sekalipun tetaplah bentuk korupsi," ujar penasihat KPK Abdullah Hehamahua beberapa waktu lalu sat memberikan wejangan kepada calon anggota Legislatif .

Selasa, 30 Maret 2010

2012 Bukan Kiamat


Lapan: Badai Matahari 2012 Bukan Kiamat
Selasa, 9 Maret 2010 20:19 WIB
Denpasar, (tvOne)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang, sehubungan prediksi munculnya badai matahari tahun 2012-2015, karena tidak akan mengancam keselamatan manusia dan bukan pertanda kiamat, seperti yang sempat diisukan.
"Hasil pengamatan kami, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban dunia. Efek langsungnya akan dirasakan pada teknologi tinggi seperti satelit, dan komunikasi radio. Jadi bukan pertanda kiamat," kata Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lapan, Clara Yono Yatini di Universitas Udayana Denpasar, Selasa (9/3).

Masalah badai matahari menjadi salah satu bahasan pada "International Symposium on South East Asia Pacific Environment Problem and Satelite Remote Sensing", di kampus Pascasarjana Unud yang berlangsung dua hari yang dihadiri sekitar 150 peserta kalangan ahli perikanan dan kelautan dunia.

Menurut Clara Yono, sehubungan sempat merebaknya isu kiamat terkait badai matahari itu, Lapan terus menyebarkan pengetahuan mengenai dampak aktivitas matahari tersebut kepada masyarakat luas. Dengan demikian, diharapkan masyarakat lebih paham mengenai dampak yang mungkin ditimbulkan dan bisa diambil langkah antisipasi yang tepat akibat fenomena cuaca antariksa 2012 hingga 2015 tersebut.

Dijelaskan, aktivitas matahari yang melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi dan radiasi gelombang elektromagnetik, sebenarnya memiliki siklus atau tidak diam. "Ledakan-ledakan matahari bisa sampai ke bumi. Selain itu matahari punya berbagai aktivitas, seperti medan magnet, bintik matahari, flare (ledakan matahari), lontaran massa korona, angin surya dan partikel magnetik," kata alumnus Astronomi ITB 1989 itu.

Lapan telah memperkirakan, puncak aktivitas matahari terjadi pada 2012 hingga 2015. Pada puncak siklus itu aktivitas matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari.
Disinggung seberapa besar volume partikel berenergi tinggi atau ledakan yang terjadi, Clara menyatakan, belum bisa dipastikan terkait berapa lama dan kapan terjadinya. "Yang bisa saya katakan di sini, badai matahari terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam. Sangat variatif dan tidak bisa dipastikan kapan terjadi. Diprediksi tahun 2012 hingga 2013," paparnya.

Di beberapa belahan dunia, siklus matahari terjadi 11 tahunan dan kini matahari berada pada siklus ke-24. Hal itu pernah menimbulkan dampak serius terhadap sistem jaringan listrik seperti terjadi di Kanada dan Jepang pada tahun 1989 dan di Swedia tahun 2003.

Selain berdampak pada peralatan dan sitem komunikasi, badai matahari juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Sebab jika terjadi peningkatan aktivitas matahari, maka mengakibatkan matahari akan memanas. "Suhu bumi akan meningkat tajam, dan iklim berubah. Dampak ekstrimnya menyebabkan kemarau panjang. Namun hal itu masih dalam kajian para peneliti," jelasnya.

Alumnus Astronomi Tohoko University Jepang itu menegaskan, bahwa tidak benar akan terjadi kiamat seperti film 2012. "Film itu sepertinya ilmiah, namun sebenarnya hanya hiburan saja," ucap Clara.

Acara Simposium sendiri digelar oleh Center for Remote Sensing dan Ocean Sciences (Cresos) yang dihadiri dari kalangan perguruan tinggi dalam dan luar negeri, seperti dari Jepang dan Rusia, BPPT dan institusi lainnya. (Ant)